“Obor Sewu” Simbol Kebanggaan Bojonegoro Menyala Dari Tradisi ke Kain Batik 

waktu baca 2 menit
Selasa, 21 Okt 2025 08:47 41 politisi

 

 

 

Batik Obor Sewu Jadi PDH Adat ASN di Lingkup Pemkab Bojonegoro

 

 

Tradisi Obor Sewu di Bojonegoro bukan sekadar ritual masa lalu, melainkan wujud nyata dari upaya pelestarian sejarah dan budaya lokal.

“Obor” melambangkan cahaya penerangan dan semangat juang, sementara “Sewu” (seribu) mencerminkan kekuatan kolektif dan cita-cita luhur yang tak pernah padam.

Tradisi ini berakar kuat dari nilai-nilai ajaran leluhur Samin Surosentiko dari Suku Samin, yang menekankan kejujuran, kesederhanaan, dan hidup selaras dengan alam.

Transformasi nilai-nilai luhur ini ke dalam wujud Batik Obor Sewu adalah langkah cerdas dan modern dalam menjaga identitas.

Batik ini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan pemerintah dan masyarakat Bojonegoro, tetapi juga menjadi Pakaian Dinas Harian (PDH) Adat bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Bojonegoro, termasuk dikenakan saat perayaan Hari Jadi Bojonegoro (HJB).

Kewajiban ini menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk membumikan warisan budaya.

Penggunaan batik bermotif Obor Sewu oleh ASN dan tokoh masyarakat, seperti yang diwujudkan oleh tokoh pendidik perempuan setempat, misalnya dalam acara-acara besar seperti Hari Kartini atau festival Samin—menjadikan kain ini sebagai alat komunikasi budaya yang efektif.

Ia menyebarkan filosofi mendalam Mbah Samin kepada generasi penerus, bahwa setiap langkah, setiap ucapan, harus didasari oleh kejujuran dan menjadi penerang di tengah “kegelapan” modern.

 

Batik Obor Sewu bukan hanya sehelai kain, melainkan manifesto berjalan. 

 

Ia adalah pengingat bahwa di tengah perkembangan zaman, identitas sejati suatu daerah tetap menyala terang persis seperti nyala obor abadi dan mampu menyatukan sejarah, semangat, dan harapan untuk masa depan Bojonegoro yang lebih berbudaya.

Penggunaan Batik Obor Sewu sebagai Pakaian Dinas Harian Adat bagi ASN di Bojonegoro sangat relevan dengan peran batik tersebut sebagai simbol kebanggaan dan identitas

 

Penulis 

SAHDAN

Ketua Yayasan Suara Petani Indonesia 

Cabang Bojonegoro 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA